Senin, 28 Desember 2015

KANTONG SEMAR DAN UPAYA PELESTARIANNYA

KANTONG SEMAR DAN UPAYA PELESTARIANNYA
Oleh : Hamzah Alfarisi/G34130037

Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang melimpah. Beberapa keberadaan flora dan fauna tersebut mulai langka dan bahkan ada yang mengalami kepunahan. Seharusnya, hal ini menjadi sebuah perhatian khusus bagi seluruh lapisan rakyat Indonesia, namun hanya segelintir orang yang peduli dan tahu status keberadaan flora dan fauna tersebut.
Salah satu flora yang mulai terancam keberadaannya adalah kantung semar (Nepenthes sp.)  (Azwar 2006).
Kantung semar masuk dalam ordo Sarraceniales. Semua anggota ordo sarraceniales memiliki daun tunggal yang posisinya tersebar, sebagian atau seluruhnya mengalai modifikasi membentuk kantung yang berfungsi sebagai alat penangkap serangga (Tjitrosoepomo 1989). Kantung semar termasuk dalam tumbuhan karnivor, berhabitus herba atau epifit, dan sering menggunakan sulur untuk tumbuh memanjat. Kantung, yang merupakan karakter biologi yang unik, berguna untuk menyerap unsur N yang ada pada tubuh serangga yang ditangkapnya (Bhattacharyya dan Jahri 1998). Selain kemampuannya dalam menjebak serangga, keunikan lain dari tanaman ini adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Secara keseluruhan, tumbuhan ini memiliki lima bentuk kantong, yaitu bentuk tempayan, bulat telur/oval, silinder, corong, dan pinggang (Azwar 2006).
Kantong semar perlu dijaga kelestariannya, baik secara in-situ ataupun ex-situ. Konservasi in-situ merupakan upaya konservasi yang paling efektif. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara melestarikan kantong semar dalam habitat aslinya, sehingga tidak dibutuhkan adaptasi ke habitat yang baru. Salah satu contohnya yaitu menjadikan habitat kantong semar sebagai kawasan hutan konservasi dan sumber plasma nutfah. Kelemahan konservasi secara in-situ yaitu, (1) persebaran kantong semar sempit dan (2) apabila terjadi bencana alam seperti kebakaran hutan dapat dipastikan semua akan teranca musnah. Oleh karena konservasi in-situ perlu dilengkapi dengan konservasi ex-situ.
Konservasi ex-situ yaitu pelestarian dan perkembangbiakan di luar habitat aslinya. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara budidaya kantong semar. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kepunahan kantong semar. Dalam pelestariannya, kantong semar yang dibudidayakan dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata, sehingga dapat menambah pendapatan untuk mengembangkan budidaya kantong semar.
Upaya konservasi in-situ dan ex-situ dapat didukung dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Untuk menambah kampaye konservasi kantong semar, peran serta masyarkat juga diperlukan. Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarkat yaitu mengkampanyekan kantong semar melalui even-even di daerah masing-masing seperti karnaval.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar F, Kunarso A, Rahman T. 2007. Kantong semar (nepenthes sp.) di hutan Sumatera, tanaman unik yang semakin langka. Ekspose Hasil-Hasil Penelitian; 2006 September 20 ; Padang, Indonesia. 173-181.
Bhattacharyya B, Jahri BM. 1998. Flowering Plants Taxonomy and Phylogeny. New Delhi: Narosa Publishing House.

Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar