Senin, 28 Desember 2015

PARKINSON'S DISEASE : FOCUS ON GEN

PARKINSON'S DISEASE : FOCUS ON GEN
oleh : Hamzah Alfarisi/G34130037

PD merupakan  penyakit degeneratif saraf kedua terbesar setelah Alzeimer. Pada prinsipnya, PD disebabkan oleh hilangnya progresivitas neuron dopaminergic (DA) pada sistem nigrostrial yang menyebabkan simptom motorik pada pasien PD (Klein & Schlossmacher 2007 ; Nguyen et al. 2011). Simptom motorik pada penderita PD utamanya disebabkan oleh degenerasi neuron DA pada bagian Substantia Nigra pars compacta (SNpc), walaupun degenarasi juga ditemukan pula pada bagian striatum, hippocampus, dan neokorteks (Dickson et al. 2009).

Contoh Naskah Siaran Berita Radio

Nama Radio                : Radio-Qu
Gelombang                  : 99.1 FM
Nama Penyiar              : Alfarisi Hamzah
Durasi                          : 5 Menit
Segmen                       : Umum
Jam                              : 08.30-08.35 WIB
Progam Acara             : Qu-news

Hallo pendengar Radio-Qu 99,1 FM dimanapun anda berada// Jumpa lagi dengan saya/ Alfarisi hamzah/ dalam Qu-news/ Sebuah berita hangat telah kami siapkan untuk anda kali ini/ /Runtuhnya mitos gersangnya Kars kendeng/ Kabupaten Pati jawa tengah//
***

KANTONG SEMAR DAN UPAYA PELESTARIANNYA

KANTONG SEMAR DAN UPAYA PELESTARIANNYA
Oleh : Hamzah Alfarisi/G34130037

Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang melimpah. Beberapa keberadaan flora dan fauna tersebut mulai langka dan bahkan ada yang mengalami kepunahan. Seharusnya, hal ini menjadi sebuah perhatian khusus bagi seluruh lapisan rakyat Indonesia, namun hanya segelintir orang yang peduli dan tahu status keberadaan flora dan fauna tersebut.
Salah satu flora yang mulai terancam keberadaannya adalah kantung semar (Nepenthes sp.)  (Azwar 2006).

GYMNOSPERMAE

Gymnospermae
oleh : Hamzah alfarisi/G34130037
Gymnospermae merupakan gabungan dari kata gymno (telanjang) dan spermae (biji), sehingga menurut istilah gymnospermae adalah tumbuhan dengan biji terbuka karena tidak dilindungi daun buah (ovarium). Tumbuhan berbiji terbuka umumnya berpohon besar, berkayu, tumbuh tegak ke atas, dan mempunyai berakar tunggang. Daun umumnya berbentuk seperti jarum (tebal dan kaku), seperti pada pohon Pinus merkusii (pinus) dan cemara, namun beberapa ada yang berbentuk daun lebar seperti  pada Gnetum gnemon (mlinjo) (Melville 1959).

ZINGIBERALES

ZINGIBERALES

Oleh : Hamzah alfarisi/G34130037

Zingiberales dalam urutan taksonomi termasuk kelompok monofiletik alami yang masuk dalam monokotiledon (Stevenson et al.  2000 ; Kress et al. 2001). Kelompok tumbuhan ini terdiri dari anggota yang memiliki nilai ekonomi yang diperhitungkan seperti pisang (Musa spp.), jahe (Zingiber Boehmer spp.), dan rempah-rempah lain seperti kapulaga (Elettaria cardamomum) dan kunyit (Curcuma longa) (Kress JW dan Specht 2006). Selain itu, kelompok tumbuhan ini beranggotakan tanaman hias yang bervariasi seperti Heliconia dan Strelitzia.

Selasa, 22 Desember 2015

LAPORAN TUMBUHAN : METODE PARAFIN

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN
SEDIAAN SAYATAN (METODE PARAFIN)



Disusun oleh :
Kelompok
Siti Sarah Nur Alifah  G34130003
Rahayu Wulan            G34130006
Iah Novi Maslahah      G34130033
Hamzah Alfarisi          G34130037











DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015


PENDAHULUAN
Metode parafin adalah suatu metode pembuatan preparat dengan melakukan penanaman jaringan di dalam blok parafin untuk menghasilkan preparat jaringan hewan ataupun preparat tumbuhan yang tipis. Metode parafin biasanya digunakan untuk membuat preparat histologi. Metode pembuatan sediaan dengan penyelubungan parafin disebut metode embedding. Penyelubungan dibutuhkan jika jaringan merupakan bahan yang lunak. Metode parafin banyak digunakan, karena hampir semua macam jaringan dapat  dipotong dengan baik menggunakan metode ini. Sampel jaringan yang akan dibuat menjadi preparat dimasukkan ke dalam paraffin panas yang menginfiltrasi jaringan. Proses tersebut berlangsung selama 12-16 jam. Jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong dengan menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan yang diinginkan (Murbawati dan Setiyani 2008).