Senin, 29 April 2013

Fasal mengagungkan ilmu dan ahli ilmu


Fasal mengagungkan ilmu dan ahli ilmu Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillah , ashholatu wassalamu’ala Rasulillah wa’alhi washohbih, amma ba’du. Pada bab ini menerangkan bagaimana mengagungkan guru?? Dan bagaimana pula mengagungkan ilmu??. Simaklah penjelasan berikut. Ketahuilah sesungguhnya tholibul’ilmi (murid) tidak akan pernah memperoleh ilmu dan tidak akan pernah memperoleh manfa’at ilmu kecuali dia mengagungkan ilmu dan ahli ilmu dan mengagungkan guru. Dikatakan seseorang bisa mencapai apa yang dia inginkan karena menghormati dan mengindahkan. Begitu juga sebaliknya seseorang terjatuh dari kedudukannya karena dia tidak mengindahkan atau menyeplekan. Diucapkan lagi hormat itu lebih bagus dari pada tha’at. Ingatlah sesungguhnya manusia itu tidak kufur karena maksiat (berbuat dosa). Sesunggunya manusia itu kufur karena meninggalkan hormat. Termasuk bagian dari mengagungkan ilmu dan guru adalah ucapan yang diucapkan oleh shohabat ‘Ali karramallahu wajhahu: “Saya siap menjadi budaknya orang yang telah mengajarkanku satu huruf saja. Ketika orang itu berkeinginan menjual saya maka boleh, ketika orang itu berniat memerdekakan atau menetapkan menjadi budak maka boleh. Ingatlah sesungguhnya orang yang telah mengajarkan kamu satu huruf saja dari perkara yang kamu butuhkan dalam agama maka beliau adalah bapakmu dalam urusan agama. Termasuk mengagungkan guru adalah murid tidak berjalan di depan guru, tidak duduk di tempat guru, tidak mengawali pembicaraan dihadapan guru kecuali mendapat izin dari guru. Seorang murid tidak boleh memperbanyak omongan di hadapan guru dan tidak pula bertanya sesuatu ketika guru kurang berkenan. Murid harus menjaga waktu tidak mengetuk pintu tapi bersabarlah sehingga guru keluar. Termasuk mengagungkan ilmu adalah mengagungkan kitab (buku). Seyogyanya murid tidak mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci karena sesungguhnya ilmu itu cahaya dan wudhu juga cahaya, jadi bertambah cahayanya ilmu dengan wudhu. Termasuk mengagungkan ilmu adalah murid tidak meluruskan kakinya pada kitab dan meletakkan kitab tafsir diatas kitab kitab lain untuk mengagungkan . Seorang pelajar tidak meletakkan kitab di atas perkara lain. Sekian fasal ini sebetulnya masih sangat banyak lagi tapi berhubung page-nya terbatas. Semoga beramafaat. Wassalamu alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar