Mengapa harus NKRI ???
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI berdiri dimotori oleh ir. Soekarno salah satunya. Beliau merupakan Presiden Repubik Indonesia pertama yang biasa disebut sebagai Bapak Proklamator Indonesia. Akhir-akhir ini gencar sebagian dari kelompok umat Islam yang mengatakan bahwa negara Indonesia adalah negara thoghut (setan) dan mereka ingin mendirikan negara Islam. Kelompok-kelompok itu tidak mengerti bagaimana filosofi mendirikan negara Indonesia yang bermacam-macam, ras, suku, dan golongan.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa ulama’-ulama’ NU (Nahdlotul Ulama’) mengatakan bahwa NKRI harga mati? para ulama’ NU sudah berfikir dengan pertimbangan Ushul fiqih bahwa “درء المفاسد مقدم على جلب المصالح” yang artinya : menolak kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemashlahatan. Ketika Hadhrotus syaih K.H Hasyim Asy’ari memaksakan untuk tidak menghapus sembilan kalimat dalam Piagam Jakarta, Indonesia akan tercabik-cabik menjadi berbagai negara. Rakyat di Papua ngotot ingin mendirikan negara Protestan, begitu juga Rakyat di Bali ngotot mendirikan negara Hindu. Nah, ketika itu semua terjadi bagaimana nasib umat islam minoritas yang berada di sana, mereka akan diusir, dipaksa masuk agama meraka, bahkan mungkin masjid-masjid dijadikan kandang Babi.
Para Ulama’ NU tentu memilih semua Umat Islam terlindungi, dan leluasa berdakwah di NTT, Bali, Papua, dan lain-lain. Walaupun syari’at tidak dilaksanakan secara sempurna (Kaffah), tetapi aqidah terlindungi. Pastilah aqidah dan fiqih lebih mahal aqidah karena aqidah itu usul, dan fiqih itu furu’. Meskipun NKRI, Ulama’ tetap berikhtiyar bukan lewat partai, demo dan sebagainya, tetapi lewat doa’.
Kelompok-kelompok yang menginginkan NKRI diubah tidak menyadari bahwa mereka lahir di Indonesia, minum air Indonesia, menikah dengan wanita Indonesia, bahkan dinikahkan juga oleh KUA (kantor Urusan Agama) Indonesia. Teganya mereka mengatakan Indonesia adalah negara Thoghut (setan) sungguh apakah mereka bukan penghianat besar?. Yang lebih parahnya lagi, banyak kelompok dari mereka setelah lulus kuliah, mereka mendaftar PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan mau gajinya lagi, na’uzubillah.
Ulama’ besar sekelas Hadhrotus syaih K.H Hasyim Asy’ari, K.H ahmad dahlan pun menerima NKRI apalagi kita yang ilmunya tak seberapa dibandingkan beliau. Misalkan ada Kiya’i NU atau Muhammadiyah tidak menerima NKRI sejak kapan ilmu mereka melebihi beliau-beliau, berarti dia durhaka terhadap gurunya. Semisal kita ditanya oleh kelompok tersebut, mengapa anda mempertahankan NKRI? mudah saja jawabnya, karena Hadhrotus syaih K.H Hasyim Asy’ari merima NKRI.
Memang Bendera Islam itu bagus bagi umat islam, tapi orang kristen atau budha tidak mau menerimanya. Bendera NU itu baik bagi orang nahdhliyyin, tapi orang Muhammadiyah tidak mau menerimanya. Jadi jangan ganti Indonesia dengan bendera Islam, NU, Muhammadiyah dan lainnya. Lebih baik biasa-biasa saja tapi semua kalangan mau menerimanya. Merah putih itu ibarat air putih, walaupun rasanya biasa-biasa saja tapi semua orang mau meminumnya. Jadi tetaplah merah putih, toh kita juga aman untuk melakukan segala bentuk ibadah di Indonesia tercinta.
oleh : Hamzah Alfarisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar