Pengertian ASWAJA
Konsep ASWAJA (Ahlu al-sunnah wa al-jama’ah) selama ini masih belum dipahami secara tuntas, sehingga masih menjadi “rebutan” setiap golongan. Semua kelompok mengaku dirinya sebagai penganut ajaran ASWAJA. Tidak jarang label itu digunakan untuk kepentingan sesaat.
Aswaja merupakan singkatan dari Ahlu al-sunnah wa al-jama’ah. Ada tiga kata yang membentuk istilah tersebut.
1. Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2. Al-Sunnah, yaitu segala sesuatu yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Maksutnya semua yang datang dari Nabi Muhammad SAW, berupa perbuatan, ucapan dan pengakuan Nabi Muhammad SAW.
3. Al-Jama’ah, yakni apa yang telah di sepakati oleh para sahabat Rasulullah SAW pada masa khulafa al-rasyidin (khlaifah Abu Bakar RA, Umar bin Kaththab RA, Utsman bin ‘Affan RA dan Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah)
من أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة.
رواه الترمذي وصححه الحاكم والذهبي (المستدرك ج ا ص 77-78)
“Barang siapa yang ingin mendapatkan kehidupan yang damai di surga, maka hendaklah ia mengikuti al-jama’ah (kelompok yang menjaga kebersamaan).” (HR al-Tirmidzi dan di shahihkan oleh al-Hakim dan al-Dzahabi (al-Mustadrak, juz I, hal 77-78)
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani (471-561 H/1077-1166 M) menjelaskan:
فالسنة ما سنه رسول الله صلى الله عليه وسلم والجماعة ما اتق عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم في خلافة الأئمة الأربعة الخلافاء الراشدين المهديين رحمة الله عليهم أجمعين. (الغنية لطالبي طريق الحق, ج ا ص 80)
“Al-sunnah adalah apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW (meliputi ucapan, perilaku serta ketetapan beliau). Sedangkan al-Jama’ah adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan para sahabat Nabi SAW pada masa Khulafaur Rasyidin yang empat, yang diberi hidayah (mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada mereka semua).” (Al-Ghaniyyah li Thalibi Thariq al-Haqq, juz I, hal 80).
Lebih jelas lagi, Hadlrotusysyaikh K.H Muhammad Hasyim Asy’ari (1287-1336 H/1871-1947) menyebutkan dalam kitabnya Ziyadah Ta’liqat (hal. 23-24) sebagai berikut :
أما اهل السنة فهم أهل التفسير والحديث والفقه فإنهم المهتدون بسنة النبي صلى الله عليه و سلم والخلفاء الرشدين بعده الراشدين وهم الطائفة النجية قالوا وقد اجتمعت الوم في مذاهب أربعة الحنفيون والشافعيون والمالكيون والحنبليون.
“Adapun Ahlussunnah Waljama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadist dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi SAW dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat( firqh al-najiyah). Mereka mengatakan , bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu pengikut madzhab Hanafi, Syafi’I, Maliki dan hanbali.”
Selanjutnya, Syaikh Abi al-Fadhl bin ‘Abdussyakur menyebutkan dalam kitab al-kawakib al-lamma’ah :
أهل السنة والجامعة الذين لازموا سنة النبي وطريقة الصحابة فى العقائد الدينية والأعمال البدنية والأخلاق القلبية (الكواكب اللماعة, ص 8-9)
“Yang disebut Ahl al-sunnah wa al-Jam’ah adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi SAW dan jalan para sahabatnya dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlaq hati.” (Al-Kawakib al-Lamma’ah, hal 8-9)
Dari definisi ini, dapat dipahami bahwa Ahlussunnah waljama’ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang hakiki. Tetapi Ahlussunnah Waljama’ah adalah islam yang murni sebagaimana yang di ajarkan oleh Nabi SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh para sahabatnya.
Kaitannya dengan pengamalan tiga sendi utama ajaran islam dalam berkehidupan sehari-hari, golongan Ahlussunah Waljama’ah mengikuti rumusan yang telah digariskan oleh ulama’ salaf. Yakni:
1. Dalam bidang teologi (akidah/tauhid) tercerminkan dalam rumusan yang digagas oleh Imam al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi.
2. Dalam masalah fiqih terwujud dengan mengikuti madzhab empat. Yakni Madzhab al-Hanafi, Madzhab al-Maliki, Madzhab al-Syafi’i, dan Madzhab al-Hanbali.
3. Dala bidang tashawwuf mengikuti Imam al-Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.
Dikutip dari :Hujjah NU karya K.H Muhyiddin Abdusshomad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar