Kontroversi Perayaan Tahun Baru
Perayaan
tahun baru ini hampir orang-orang sedunia merayakannya, tak terkecuali
Indonesia. Mereka akan merasa sangat rugi, jika masa pergantian itu
terlewatkan. Hal yang menjadi kebiasaan saat momen tersebut adalah menyalakan
petasan, menyalakan terompet, dan membakar sesuatu yang dapat dimakan. Tahun
baru memang memang memberikan peluang untuk hadirnya semangat baru. Tetapi
tahun baru juga menyebabkan berkurangnya kesempatan manusia untuk menikmati
kehidupan. Umur bertambah, peluang makin berkurang.
Malam
pergantian tahun baru tak perlu dirayakan seheboh itu, apalagi meniup terompet
dan membuang-buang uang sebegitu banyaknya hanya untuk menyalakan petasan. Jika
dilihat dari sisi Islam, memang perayaan itu belum ada di zaman nabi, tapi yang
menjadi permasalahan adalah membuang-buang harta seperti menyalakan petasan/kembang
api. Membuang-buang harta merupakan salah satu hal yang dibenci oleh Allah SWT,
seperti sabda Nabi Muhammad:
إن الله كره لكم ثلاثا قيل وقال وإضاعة المال
وكثرة السؤال (رواه البخاري)
“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal pada kalian :
kabar burung, membuang-buang harta, dan banyak bertanya.” (HR. Bukhori)
Jadi dilihat dari segi Islam menyalakan petasan/kembang
api termasuk membuang-buang harta. membuang-buang harta hukumnya makruf ,akan
menjadi haram jika dilakukan terus menerus seperti yang disebutkan di situsresmi NU-online.
Kita lihat dari sisi sosial, masih banyak masyarakat
faqir, miskin, dan anak yatim yang sangat membutuhkan khususnya di indonesia.
Lebih baik uang tersebut jika kita alokasikan untuk faqir, miskin dan anak
yatim. Mungkin kita bisa mulai dari orang-orang disekitar kita dulu yang sangat
membutuhkan. Hal itu jauh lebih baik daripada kita alokasikan untuk petasan/kembang
api yang hanya untuk kesenangan sesaat. Mungkin kita tak penah membayangkan
bagaimana rasanya melihat uang-uang yang dibakar bagi orang-orang yang
membutuhkan, di dalam hati mereka berandai-andai bagaimana jika uang tersebut
diberikan untuk mereka. Mereka menangis melihat itu, mungkin juga mereka
bergumam dalam hati begitu bodohnya mereka membuang-buang uang hanya untuk
menyalakan petasan.
Dari segi waktu, menunggu malam pergantian tahun
tentunya membuat tubuh kita lelah, capek dan sebagainya, walupun saat itu
merasa kegembiraan yang tiada arti tersebut. Lebih baik kita gunakan untuk
tidur, sehingga membuat tubuh kita lebih merasa nyaman esok harinya.
Wahai saudara-saudaraku, sadarlah malam pegantian
tahun hanya pergantian bulan dan tahun biasa yang tak perlu dirayakan, apalagi
sampai membuang-buang harta seperti itu. Kita sudah tahu dari keterangan di
atas bagimana dilihat dari segi agama yang mengatakan bahwa meniup terompet dan
menyalakan petasan/kembang api hukumnya makruh juga bisa menjadi haram. Dari
segi sosial, masih banyak orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. Secara
global kita bisa menarik kesimpulan bahwa, perayaan tahun baru memiliki sisi
negatif jauh lebih besar dibanding dari sisi positif. (hamzah Alf.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar