Jumat, 03 Januari 2014

Kontroversi Perayaan Tahun Baru


Kontroversi Perayaan Tahun Baru

Perayaan tahun baru ini hampir orang-orang sedunia merayakannya, tak terkecuali Indonesia. Mereka akan merasa sangat rugi, jika masa pergantian itu terlewatkan. Hal yang menjadi kebiasaan saat momen tersebut adalah menyalakan petasan, menyalakan terompet, dan membakar sesuatu yang dapat dimakan. Tahun baru memang memang memberikan peluang untuk hadirnya semangat baru. Tetapi tahun baru juga menyebabkan berkurangnya kesempatan manusia untuk menikmati kehidupan. Umur bertambah, peluang makin berkurang.

Malam pergantian tahun baru tak perlu dirayakan seheboh itu, apalagi meniup terompet dan membuang-buang uang sebegitu banyaknya hanya untuk menyalakan petasan. Jika dilihat dari sisi Islam, memang perayaan itu belum ada di zaman nabi, tapi yang menjadi permasalahan adalah membuang-buang harta seperti menyalakan petasan/kembang api. Membuang-buang harta merupakan salah satu hal yang dibenci oleh Allah SWT, seperti  sabda Nabi Muhammad:
إن الله كره لكم ثلاثا قيل وقال وإضاعة المال وكثرة السؤال (رواه البخاري)
Sesungguhnya Allah membenci tiga hal pada kalian : kabar burung, membuang-buang harta, dan banyak bertanya.” (HR. Bukhori)
Jadi dilihat dari segi Islam menyalakan petasan/kembang api termasuk membuang-buang harta. membuang-buang harta hukumnya makruf ,akan menjadi haram jika dilakukan terus menerus seperti yang disebutkan di situsresmi NU-online.

Kita lihat dari sisi sosial, masih banyak masyarakat faqir, miskin, dan anak yatim yang sangat membutuhkan khususnya di indonesia. Lebih baik uang tersebut jika kita alokasikan untuk faqir, miskin dan anak yatim. Mungkin kita bisa mulai dari orang-orang disekitar kita dulu yang sangat membutuhkan. Hal itu jauh lebih baik daripada kita alokasikan untuk petasan/kembang api yang hanya untuk kesenangan sesaat. Mungkin kita tak penah membayangkan bagaimana rasanya melihat uang-uang yang dibakar bagi orang-orang yang membutuhkan, di dalam hati mereka berandai-andai bagaimana jika uang tersebut diberikan untuk mereka. Mereka menangis melihat itu, mungkin juga mereka bergumam dalam hati begitu bodohnya mereka membuang-buang uang hanya untuk menyalakan petasan.

Dari segi waktu, menunggu malam pergantian tahun tentunya membuat tubuh kita lelah, capek dan sebagainya, walupun saat itu merasa kegembiraan yang tiada arti tersebut. Lebih baik kita gunakan untuk tidur, sehingga membuat tubuh kita lebih merasa nyaman esok harinya.

Wahai saudara-saudaraku, sadarlah malam pegantian tahun hanya pergantian bulan dan tahun biasa yang tak perlu dirayakan, apalagi sampai membuang-buang harta seperti itu. Kita sudah tahu dari keterangan di atas bagimana dilihat dari segi agama yang mengatakan bahwa meniup terompet dan menyalakan petasan/kembang api hukumnya makruh juga bisa menjadi haram. Dari segi sosial, masih banyak orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. Secara global kita bisa menarik kesimpulan bahwa, perayaan tahun baru memiliki sisi negatif jauh lebih besar dibanding dari sisi positif. (hamzah Alf.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar