Selasa, 09 Desember 2014

LIPID



Laporan Praktikum                             Hari/tanggal    : Selasa/ 27 Oktober 2014
Biokimia Umum                                  Waktu              : 08.00-11.00 WIB
                                                            PJP                  : Dr. saefudin
Asisten             : Amar Husna
                                                                                       Rahmah Dara Ayunda
                                                                                       M. Maftuchi Soleh
                                                                                       Abdul Qadir





LIPID



Kelompok 5:

Baaqiyatus Sholihah   G34130010
Iah Novi Maslahah      G34130033
Hamzah Alfarisi          G34130037













DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014


Pendahuluan
Lipid berasal dari kata lipidos yang artinya lemak. Lipid adalah salah satu molekul biologis berukuran besar yang  tidak mencangkup polimer sejati, dan biasanya tidak cukup besar untuk dianggap makromolekul dan bersifat nonpolar. Senyawa lipid sulit tercampur dengan air bahkan tidak bisa tercampur sama sekali. Lipid hanya dapat larut pada pelarut-pelarut organik seperti kloroform, eter, benzene yang merupakan senyawa nonpolar (Campbell 2008).
Molekul lipid terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu lemak, fosfolipid, triasilgliserol, sfingolipid dan isoprenoid. Kelompok lipid tersebut tentunya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lemak, terbuat dari dua jenis molekul yang lebih kecil: gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan alkohol dengan tiga karbon sedangkan asam lemak memiliki rantai karbon terpanjang biasanya sepanjang 16 sampai 18 atom karbon (Campbell 2008). Asam lemak terbagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Karbon pada salah satu asam lemak merupakan bagian gugus hidroksil, gugus fungsional yang menjadi sumber nama asam lemak (Campbell 2008). fungsi gugus asam lemak sendiri ialah membantu interaksi antara protein membran dengan lingkungan hidrofobik di sekitarnya.
Triasil gliserol merupakan bentuk asil gliserol hasil esterifikasi gliserol dengan 3 molekul asam lemak. Triasil gliserol disebut juga lemak netral karena terjadi esterifikasi pada satu atau dua gugus OH dari atom karbon. Pada hewan triasil gliserol merupakan bentuk utama penyimpanan dari pengangkutan asam lemak dan sumber yang kaya energi (Timberlake 2002). Lemak berguna sebagai insulator dalam temperatur rendah. Oleh karena jaringan adiposa yang mengandung triasil gliserol tinggi diseluruh permukaan tubuh terutama dibawah kulit, maka kehilangan panas dalam tubuh dapat dicegah (timberlake 2002).
Sfingolipid merupakan komponen penting pada membran sel hewan dan tumbuhan. Pada sel hewan, rantai alkoholnya sfingosina sedangkan paa tumbuhan rantai alkoholnya fitosfingosina. Struktur inti dari kedua tipe ini  ialah seramida yang merupakan amida asam lemak turunan dari sfingosina. Isoprenoid merupakan sekelompok besar bimolekul yang mengandung unit isoprene, yakni unit yang mengandung 5 atom karbon. Isoprenoid terdiri dari kelompok terpena seperti karotena (zat arna kemerahan pada tanaman) dan steroid contohnya ialah kolestrol. Kolestrol merupakan molekul penting pada hewan terutama komponen membrane sel. Kolestrol disimpan di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi oleh enzim asil KoA di sitoplasma. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif serta mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.
Metode  percobaan
Praktikum uji lipid ini dilaksanakan pada hari selasa, 14 oktober 2014 pukul 08.00 sampai 11.00 WIB, dan bertempat di lab biokimia, departemen Biokimia Institut Pertanian Bogor
Uji kelarutan, derajat kelarutan dapat dilihat dengan diamati secara langsung pada bahan pelarut. Bahan uji yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol dan asam oleat. Dimasukkan 2 mL pereaksi atau pelarut kedalam tabung reaksi yang bersih. Kemudian dibubuhkan sedikit bahan uji ke dalam tabung yang sudah bersih, lalu dikocok dan diamati kelarutannya.
Uji akrolein, bahan uji yang digunakan ialah minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, pati, asam stearat dan asam oleat. Dimasukkan sedikit Kristal KHSO4 kedalam tabung yang bersih dan kering. Kemudian dibubuhkan 3-4 tetes bahan percobaan, setelah itu dipanaskan langsung diatas api diawali dengan api yang kecil. Setalah dipanaskan, diperhatikan aroma atau bau krolein yang terbentuk berupa asam putih. Setelah itu dibandingkan bau akrolein dan bau SO2 dari karbohidrat yang dipanaskan.
Uji ketidakjenuhan, bahan uji yang digunakan ialah minyak kelapa, minyak kelapa yang tengik, lemak hewan, mentega, blue band asam palmitat, dan asam oleat. dimasukkan kira-kira 1 mL bahan uji kedalam tabung tabung bersih lalu ditambahkan kloroform dengan jumlah sama banyak, dan dibubuhkan tetes demi tetes pereaksi iod Hubl sambil dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
Uji ketengikan, bahan uji yang digunakan ialah minyak kelapa yang tengik, minyak kelapa, lemak hewan dan mentega. Dimasukkan 5 mL bahan percobaan kedalam tabung Erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering. Lalu ditambahkan 5 mL HCl pekat dan dicampur dengan hati-hati. Disediakan kertas saring yang dicelupkan kedalam floroglusinol dan sumbat karet. Setelah itu, dimasukkan serbuk CaCO3 dan segera ditutup dengan sumbat karet yang dijepit kertas floroglusinol, sehingga kertas tergantung dan dibiarkan selama 20 menit. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas tersebut.
Uji salkowski untuk kolestrol, didalam tabung reaksi yang bersih dan kering, dilarutkan beberapa milligram koletrol di dalam 3 mL kloroform anhidrat, setelah itu ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama dan tabung dikocok perlahan-lahan, lalu dibiarkan hingga lapisan cairan terpisah serta diamati warna yang terjadi.
Uji Lieberman buchard untuk kolestrol, ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ke dalam larutan-larutan kolestrol dan kloroform dari uji salkowski, kemudian dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit serta diamati.

Hasil dan Pembahasan
Pada prinsipnya, lipid merupakan senyawa nonpolar yang hanya dapat larut pada pelarut organik seperti kloroform dan eter.
Tabel  1 hasil uji kelarutan

Bahan
Pelarut
    1              2                 3                4               5                6                 7
1. Minyak       kelapa
-

+
++
-
-
-
-

2. Lemak hewan
-
+
++
-
-
-
-

3. Mentega
-
+
++
-
-
-
-

4. Margarin
-
+
++
-
-
-
-

5. Gliserol
-
+
++
+
+
+
+

6. Asam oleat
-
+
++
++
+
-
-

7. Asam stearat
-
++


-
-
-

Keterangan            :   -    (tidak larut)
                                  +   (larut)
                                  ++ (sangat larut)
Pelarut 1: air                2: eter              3: kloroform                4: alkohol panas
            5: alkohol dingin         6: alkali            7: asam encer
Berdasarkan hasil pengamatan, semua larutan lipid tersebut larut di dalam pelarut organik, yaitu kloroform dan eter. Hal ini sesuai dengan prinsip kelarutan pada lipid, yaitu lipid hanya dapat larut dalam pelarut organik atau nonpolar. Hal tersebut juga terjadi pada pelarut alkohol. Asam lemak bebas akan larut dalam pelarut alkohol. Pelarut tersebut, pastinya memiliki indeks polaritasi yang berbeda-beda. Pada golongan alkohol dan eter, indeks polaritasinya sekitar 5,1 - 5,2. Sedangkan kloroform memiliki indeks polaritas sekitar 4,1 (Teti  2010).
Minyak kelapa merupakan salah satu contoh dari minyak nabati. Minyak nabati ini banyak memiliki manfaat, yaitu diantaranya adalah dapat dijadikan bahan bakar atau biodiesel sebagai alternatif.
Pada pelarutan, asam stearat dengan pelarut alcohol panas dengan kloroform tidak terlakanakan. Hal tersebut terjadi karena persediaan bahan praktikum tersebut terbatas atau sudah habis.
Akrolein merupakan aldehid akrilat (Nelson 2005). Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam minyak atau lemak bila mengalami dehidrasi dan membentuk aldehid akrilat.
Tabel  2 hasil uji akrolein
Bahan
Pengamatan
keterangan
Minyak kelapa
++
Bau menyengat
Lemak hewan
++
Bau menyegat
Pati
++
Bau menyengat
Gliserol
+++
Bau sangat menyengat.
asam stearat
+++
Bau ssangat menyerah
Asam oleat
++
Bau menyengat
Keterangan :   +   baunya tidak menyengat.
            Berdasarkan hasil pengamatan, gliserol dan asam stearat memiliki wujud fisik yang berubah, yaitu timbulnya bau yang sangat menyengat. Bau yang dihasilkan tersebut membuktikan bahwa proses hasil reaksi tersebut menghasilkan akrolein. Baik dalam aromanya maupun bentuknya. Terbentuknya akrolein ini dapat menyebabkan terbentuknya akrilamida (yahdiana 2006). Akrilamida merupakan zat kimia yang toksik, iritan pada kulit.
Gliserol merupakan alkohol dengan tiga karbon yang masing-masing akan berikatan dengan gugus hidrosil (Campbell 2008). Gliserol sangat penting bagi tubuh, contohnya gliserol yang membentuk ester iyalah triasil gliserol. Trasil gliserol dapat mencegah keluarnya panas dari tubuh ke lingkungan. Pada tumbuhan, triasil gliserol merupakan sumber energi yang tersimpan di dalam bebijian.
            Asam lemak dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu asam lemak jenuh (saturated acid), asam lemak tak jenuh (unsaturated acid), dan asam lemak poli-tak jenuh (polyunsaturated fatty acid) (Jain 2005). Asam lemak jenuh pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar sedangkan asam lemak tak jenuh pada umumnya berbentuk cair pada suhu kamar (Hart 2003).
Asam lemak dapat diketahui jenis jenuh atau tidaknya melalui uji ketidakjenuhan. Uji ini menggunakan iod Hubl sebagai reagen. Reagen ini terdiri atas larutan iod dengan HgCl2 dalam alkohol yang berfungsi sebagai indikator suatu senyawa asam lemak adalah asam lemak jenuh atau tidak. Reagen digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap di dalam senyawa lipid dengan cara mengadisi (memutus) ikatan rangkap pada senyawa lipid yang mengandung asam lemak tak jenuh lalu menghasilkan warna merah yang stabil (Silalahi 2002).
Dari hasil percobaan didapatkan semua bahan ujinya bereaksi positif. Semua bahan uji termasuk asam lemak tidak jenuh karena menghasilkan warna merah ketika ditambahkan reagen iod Hubl yang menandakan adanya ikatan rangkap.
Tabel  3 Hasil uji ketidakjenuhan
Bahan
                    Warna 
Jumlah tetes
Sebelum
Sesudah
Minyak kelapa
Kekuningan (transparan)
Merah 
2
Minyak kelapa tengik
Kekuningan (transparan)
Merah kecoklatan
1
Lemak hewan
Putih agak keruh
Merah muda
1
Mentega
Kuning (agak transparan)
Jingga pekat
1
Margarin
Kuning pekat
Merah
2
Asam oleat
Kuning transparan
Merah:atas, kuning:bawah
2

Uji ketengikan dilakukan untuk menentukan derajat ketengikan dengan mengukur senyawa-senyawa hasil oksidasi. Uji ketengikan dalam percobaan ini menggunakan floroglusinol yang akan memberi warna merah pada kertas saring jika terjadi oksidasi pada lemak (uji positif ketengikan). Selain menggunakan floroglusinol, penambahan CaCO3 pada percobaan berfungsi untuk membentuk uap dari sampel yang diuji sehingga dapat dideteksi oleh kertas (Winarno 2002).
Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak berikatan ganda dan menghasilkan produk kompleks yang menyebabkan timbulnya rasa dan bau menyimpang pada lemak (Lehninger 1982).
Hasil percobaan sampel minyak kelapa tengik menghasilkan reaksi positif, yaitu terbentuk warna merah muda pada kertas saring. Minyak kelapa tengik memiliki ketengikan yang tinggi karena mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dibanding asam lemak jenuhnya sehingga mudah dioksidasi oleh oksigen dan menghasilkan bau yang tengik. Sementara itu, lemak hewan, minyak kelapa dan mentega menghasilkan uji ketengikan yang negatif, karena ketiganyanya memiliki kandungan asam lemak jenuh yang lebih banyak dibandingkan asam lemak tak jenuhnya (Hart 2003).
Tabel   4 Hasil uji ketengikan
Sampel
Hasil Pengamatan
Minyak kelapa tengik
+
Minyak kelapa
-
Lemak hewan
-
Mentega
-
Keterangan      : (+) berubah warna merah muda = tengik
                          (−) tidak berubah warna = tidak tengik





Gambar (1) minyak kelapa tengik (2) minyak kelapa    (3) lemak hewan (4) mentega
            Uji Salkowski dan Lieberman-Buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Perbedaannya, uji Salkowski merupakan uji kualitatif sedangkan uji Lieberman-Buchard merupakan uji kuantitatif terhadap kolesterol dan harus dilakukan bersamaan dengan uji Salkowski. Pada uji Salkowski, asam sulfat yang ditambahkan berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi warna merah. Cincin coklat yang terbentuk merupakan hasil reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat (Lehninger 1982). Sedangkan, mekanisme yang terjadi pada uji Lieberman-Buchard adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C-3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk bikolestadienil. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Penambahan asam asetat anhidrat bertujuan untuk mencairkan asam sulfat (Cook 1958).
Tabel  5 Hasil uji kolesterol      
Uji
Pengamatan
Hasil uji
Salkowski
Terbentuk cincin coklat kemerahan
+
Liebermann Buchard
Terbentuk berwarna hijau pekat
+
Keterangan:     (+)        : Mengandung kolesterol
                        (-)        : Tidak mengandung kolesterol
    
Gambar (1) uji Salkowski (2) uji Liebermann Buchard
            Berdasarkan hasil pengamatan, bahan uji yang dilakukan pada uji Salkowski dan Lieberman-Buchard keduanya menunjukkan ciri-ciri yang sesuai dengan literatur. Sehingga telah terbukti bahwa dalam bahan uji tersebut terdapat kolesterol.
Kesimpulan
            Lipid yang diujikan larut dalam pelarut organik seperti eter. Pada uji akrolein, semua bahan yang diujikan mengadung gliserol. Pada uji ketidakjenuhan, bahan uji yang mengandung asam lemak tidak jenuh yaitu margarin tetap pada warna asalnya, selain itu bahan uji mengandung asam lemak jenuh. Minyak kelapa yang tengik dapat terdeteksi dengan munculnya warna merah muda pada kertas saring yang telah dicelupkan fluoroglusinol. Kolesterol dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji Salkowski dan Lieberman-Buchard.



Daftar Pustaka

Campbell A neil, dkk.2008.Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan.Jakarta [ID]:Erlangga.

Cook RP. 1958. Cholesterol Chemistry: Biochemistry and Pathology. New York: Academic Press Inc.

Hart Harold et al. 2003. Kimia Organik. Suminar Setiati Achmadi, penerjemah; Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry.

Jain JL, Jain S, dan Jain N. 2005. Fundamentals of Biochemistry. New Delhi : S. Chand & Co.

Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Thenawijaya M, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Nelson dl. 2005. Lehninger Principles Of Biochemistry. New York (US):W.H.Freeman.

Silalahi J, Tampubolon S. 2002. Asam lemak trans dalam makanan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Teknol dan Industri Pangan. 13:2.

Timberlake KC.2002.Organic And Biological Chemistry: structure of life. San   Fransisco: Benjamin cummings.

Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Penerbit Gramedia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar