Laporan Praktikum Hari/tanggal : Selasa/ 27 Oktober
2014
Biokimia Umum Waktu : 08.00-11.00 WIB
PJP : Dr. saefudin
Asisten : Amar Husna
Rahmah Dara Ayunda
M. Maftuchi Soleh
Abdul Qadir
LIPID
Kelompok 5:
Baaqiyatus Sholihah G34130010
Iah Novi Maslahah G34130033
Hamzah Alfarisi G34130037
DEPARTEMEN
BIOKIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan
Lipid berasal dari kata
lipidos yang artinya lemak. Lipid adalah salah satu molekul biologis berukuran
besar yang tidak mencangkup polimer
sejati, dan biasanya tidak cukup besar untuk dianggap makromolekul dan bersifat
nonpolar. Senyawa lipid sulit tercampur dengan air bahkan tidak bisa tercampur
sama sekali. Lipid hanya dapat larut pada pelarut-pelarut organik seperti
kloroform, eter, benzene yang merupakan senyawa nonpolar (Campbell 2008).
Molekul lipid
terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu lemak, fosfolipid, triasilgliserol,
sfingolipid dan isoprenoid. Kelompok lipid tersebut tentunya memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Lemak, terbuat dari dua jenis molekul yang lebih kecil:
gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan alkohol dengan tiga karbon
sedangkan asam lemak memiliki rantai karbon terpanjang biasanya sepanjang 16
sampai 18 atom karbon (Campbell 2008). Asam lemak terbagi menjadi dua golongan,
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Karbon pada salah satu asam
lemak merupakan bagian gugus hidroksil, gugus fungsional yang menjadi sumber
nama asam lemak (Campbell 2008). fungsi gugus asam lemak sendiri ialah membantu
interaksi antara protein membran dengan lingkungan hidrofobik di sekitarnya.
Triasil gliserol
merupakan bentuk asil gliserol hasil esterifikasi gliserol dengan 3 molekul
asam lemak. Triasil gliserol disebut juga lemak netral karena terjadi
esterifikasi pada satu atau dua gugus OH dari atom karbon. Pada hewan triasil
gliserol merupakan bentuk utama penyimpanan dari pengangkutan asam lemak dan
sumber yang kaya energi (Timberlake 2002). Lemak berguna sebagai insulator
dalam temperatur rendah. Oleh karena jaringan adiposa yang mengandung triasil
gliserol tinggi diseluruh permukaan tubuh terutama dibawah kulit, maka
kehilangan panas dalam tubuh dapat dicegah (timberlake 2002).
Sfingolipid
merupakan komponen penting pada membran sel hewan dan tumbuhan. Pada sel hewan,
rantai alkoholnya sfingosina sedangkan paa tumbuhan rantai alkoholnya
fitosfingosina. Struktur inti dari kedua tipe ini ialah seramida yang merupakan amida asam
lemak turunan dari sfingosina. Isoprenoid merupakan sekelompok besar bimolekul
yang mengandung unit isoprene, yakni unit yang mengandung 5 atom karbon.
Isoprenoid terdiri dari kelompok terpena seperti karotena (zat arna kemerahan
pada tanaman) dan steroid contohnya ialah kolestrol. Kolestrol merupakan
molekul penting pada hewan terutama komponen membrane sel. Kolestrol disimpan
di dalam sel sebagai ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi
oleh enzim asil KoA di sitoplasma. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif serta
mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk
lipid.
Metode percobaan
Praktikum uji lipid
ini dilaksanakan pada hari selasa, 14 oktober 2014 pukul 08.00 sampai 11.00
WIB, dan bertempat di lab biokimia, departemen Biokimia Institut Pertanian
Bogor
Uji kelarutan, derajat kelarutan
dapat dilihat dengan diamati secara langsung pada bahan pelarut. Bahan uji yang
digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol dan
asam oleat. Dimasukkan 2 mL pereaksi atau pelarut kedalam tabung reaksi yang
bersih. Kemudian dibubuhkan sedikit bahan uji ke dalam tabung yang sudah
bersih, lalu dikocok dan diamati kelarutannya.
Uji akrolein, bahan uji yang
digunakan ialah minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, pati, asam stearat dan
asam oleat. Dimasukkan sedikit Kristal KHSO4 kedalam tabung yang bersih dan
kering. Kemudian dibubuhkan 3-4 tetes bahan percobaan, setelah itu dipanaskan
langsung diatas api diawali dengan api yang kecil. Setalah dipanaskan,
diperhatikan aroma atau bau krolein yang terbentuk berupa asam putih. Setelah
itu dibandingkan bau akrolein dan bau SO2 dari karbohidrat yang dipanaskan.
Uji ketidakjenuhan, bahan uji yang
digunakan ialah minyak kelapa, minyak kelapa yang tengik, lemak hewan, mentega,
blue band asam palmitat, dan asam oleat. dimasukkan kira-kira 1 mL bahan uji
kedalam tabung tabung bersih lalu ditambahkan kloroform dengan jumlah sama banyak,
dan dibubuhkan tetes demi tetes pereaksi iod Hubl sambil dikocok dan diamati
perubahan yang terjadi.
Uji ketengikan, bahan uji yang
digunakan ialah minyak kelapa yang tengik, minyak kelapa, lemak hewan dan
mentega. Dimasukkan 5 mL bahan percobaan kedalam tabung Erlenmeyer 100 mL yang
bersih dan kering. Lalu ditambahkan 5 mL HCl pekat dan dicampur dengan
hati-hati. Disediakan kertas saring yang dicelupkan kedalam floroglusinol dan
sumbat karet. Setelah itu, dimasukkan serbuk CaCO3 dan segera ditutup dengan
sumbat karet yang dijepit kertas floroglusinol, sehingga kertas tergantung dan
dibiarkan selama 20 menit. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi pada
kertas tersebut.
Uji salkowski untuk kolestrol, didalam tabung
reaksi yang bersih dan kering, dilarutkan beberapa milligram koletrol di dalam
3 mL kloroform anhidrat, setelah itu ditambahkan asam sulfat pekat dengan
volume yang sama dan tabung dikocok perlahan-lahan, lalu dibiarkan hingga
lapisan cairan terpisah serta diamati warna yang terjadi.
Uji Lieberman buchard untuk kolestrol, ditambahkan 10
tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ke dalam
larutan-larutan kolestrol dan kloroform dari uji salkowski, kemudian dikocok
perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit serta diamati.
Hasil dan Pembahasan
Pada prinsipnya,
lipid merupakan senyawa nonpolar yang hanya dapat larut pada pelarut organik
seperti kloroform dan eter.
Tabel 1 hasil uji
kelarutan
Bahan
|
Pelarut
1
2 3 4 5 6 7
|
|||||||
1.
Minyak kelapa
|
-
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
Lemak hewan
|
-
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3.
Mentega
|
-
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4.
Margarin
|
-
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5.
Gliserol
|
-
|
+
|
++
|
+
|
+
|
+
|
+
|
|
6.
Asam oleat
|
-
|
+
|
++
|
++
|
+
|
-
|
-
|
|
7.
Asam stearat
|
-
|
++
|
|
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan :
- (tidak larut)
+
(larut)
++ (sangat larut)
Pelarut 1: air 2:
eter 3: kloroform 4: alkohol panas
5: alkohol dingin 6: alkali 7:
asam encer
Berdasarkan hasil pengamatan, semua
larutan lipid tersebut larut di dalam pelarut organik, yaitu kloroform dan
eter. Hal ini sesuai dengan prinsip kelarutan pada lipid, yaitu lipid hanya
dapat larut dalam pelarut organik atau nonpolar. Hal tersebut juga terjadi pada
pelarut alkohol. Asam lemak bebas akan larut dalam pelarut alkohol. Pelarut
tersebut, pastinya memiliki indeks polaritasi yang berbeda-beda. Pada golongan
alkohol dan eter, indeks polaritasinya sekitar 5,1 - 5,2. Sedangkan kloroform
memiliki indeks polaritas sekitar 4,1 (Teti
2010).
Minyak
kelapa merupakan salah satu contoh dari minyak nabati. Minyak nabati ini banyak
memiliki manfaat, yaitu diantaranya adalah dapat dijadikan bahan bakar atau
biodiesel sebagai alternatif.
Pada
pelarutan, asam stearat dengan pelarut alcohol panas dengan kloroform tidak
terlakanakan. Hal tersebut terjadi karena persediaan bahan praktikum tersebut
terbatas atau sudah habis.
Akrolein merupakan
aldehid akrilat (Nelson 2005). Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat
dalam minyak atau lemak bila mengalami dehidrasi dan membentuk aldehid akrilat.
Tabel 2 hasil uji akrolein
Bahan
|
Pengamatan
|
keterangan
|
Minyak kelapa
|
++
|
Bau
menyengat
|
Lemak hewan
|
++
|
Bau
menyegat
|
Pati
|
++
|
Bau
menyengat
|
Gliserol
|
+++
|
Bau
sangat menyengat.
|
asam stearat
|
+++
|
Bau
ssangat menyerah
|
Asam oleat
|
++
|
Bau
menyengat
|
Keterangan
: +
baunya tidak menyengat.
Berdasarkan hasil pengamatan,
gliserol dan asam stearat memiliki wujud fisik yang berubah, yaitu timbulnya
bau yang sangat menyengat. Bau yang dihasilkan tersebut membuktikan bahwa
proses hasil reaksi tersebut menghasilkan akrolein. Baik dalam aromanya maupun
bentuknya. Terbentuknya akrolein ini dapat menyebabkan terbentuknya akrilamida
(yahdiana 2006). Akrilamida merupakan zat kimia yang toksik, iritan pada kulit.
Gliserol merupakan
alkohol dengan tiga karbon yang masing-masing akan berikatan dengan gugus
hidrosil (Campbell 2008). Gliserol sangat penting bagi tubuh, contohnya
gliserol yang membentuk ester iyalah triasil gliserol. Trasil gliserol dapat
mencegah keluarnya panas dari tubuh ke lingkungan. Pada tumbuhan, triasil
gliserol merupakan sumber energi yang tersimpan di dalam bebijian.
Asam lemak
dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu asam lemak jenuh (saturated acid), asam lemak tak jenuh (unsaturated acid), dan asam lemak
poli-tak jenuh (polyunsaturated fatty
acid) (Jain 2005). Asam lemak jenuh pada umumnya berbentuk padat pada suhu
kamar sedangkan asam lemak tak jenuh pada umumnya berbentuk cair pada suhu
kamar (Hart 2003).
Asam lemak
dapat diketahui jenis jenuh atau tidaknya melalui uji ketidakjenuhan. Uji ini
menggunakan iod Hubl sebagai reagen. Reagen ini terdiri atas larutan iod dengan
HgCl2 dalam alkohol yang berfungsi sebagai indikator suatu senyawa
asam lemak adalah asam lemak jenuh atau tidak. Reagen digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap di dalam senyawa lipid dengan cara
mengadisi (memutus) ikatan rangkap pada senyawa lipid yang mengandung asam
lemak tak jenuh lalu menghasilkan warna merah yang stabil (Silalahi 2002).
Dari hasil
percobaan didapatkan semua bahan ujinya bereaksi positif. Semua bahan uji
termasuk asam lemak tidak jenuh karena menghasilkan warna merah ketika
ditambahkan reagen iod Hubl yang menandakan adanya ikatan rangkap.
Tabel 3 Hasil
uji ketidakjenuhan
Bahan
|
Warna
|
Jumlah
tetes
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Minyak
kelapa
|
Kekuningan
(transparan)
|
Merah
|
2
|
Minyak
kelapa tengik
|
Kekuningan
(transparan)
|
Merah
kecoklatan
|
1
|
Lemak
hewan
|
Putih
agak keruh
|
Merah muda
|
1
|
Mentega
|
Kuning
(agak transparan)
|
Jingga
pekat
|
1
|
Margarin
|
Kuning
pekat
|
Merah
|
2
|
Asam
oleat
|
Kuning
transparan
|
Merah:atas,
kuning:bawah
|
2
|
Uji
ketengikan dilakukan untuk menentukan derajat ketengikan dengan mengukur
senyawa-senyawa hasil oksidasi. Uji ketengikan dalam percobaan ini menggunakan
floroglusinol yang akan memberi warna merah pada kertas saring jika terjadi
oksidasi pada lemak (uji positif ketengikan). Selain menggunakan floroglusinol,
penambahan CaCO3 pada percobaan berfungsi untuk membentuk uap dari
sampel yang diuji sehingga dapat dideteksi oleh kertas (Winarno 2002).
Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa golongan
trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Molekul
oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak berikatan ganda dan menghasilkan
produk kompleks yang menyebabkan timbulnya rasa dan bau menyimpang pada lemak
(Lehninger 1982).
Hasil
percobaan sampel minyak kelapa tengik menghasilkan reaksi positif, yaitu
terbentuk warna merah muda pada kertas saring. Minyak kelapa tengik memiliki
ketengikan yang tinggi karena mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak
dibanding asam lemak jenuhnya sehingga mudah dioksidasi oleh oksigen dan
menghasilkan bau yang tengik. Sementara itu, lemak hewan, minyak kelapa dan
mentega menghasilkan uji ketengikan yang negatif, karena ketiganyanya memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang lebih banyak dibandingkan asam lemak tak
jenuhnya (Hart 2003).
Tabel 4
Hasil
uji ketengikan
Sampel
|
Hasil
Pengamatan
|
Minyak
kelapa tengik
|
+
|
Minyak
kelapa
|
-
|
Lemak
hewan
|
-
|
Mentega
|
-
|
Keterangan : (+) berubah warna merah muda = tengik
(−) tidak berubah warna = tidak tengik
Gambar (1) minyak
kelapa tengik (2) minyak kelapa (3) lemak
hewan (4) mentega
Uji
Salkowski dan Lieberman-Buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya
kolesterol. Perbedaannya, uji Salkowski merupakan uji kualitatif sedangkan uji
Lieberman-Buchard merupakan uji kuantitatif terhadap kolesterol dan harus
dilakukan bersamaan dengan uji Salkowski. Pada uji Salkowski, asam sulfat yang
ditambahkan berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel
tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi
warna merah. Cincin coklat yang terbentuk merupakan hasil reaksi antara
kolesterol dengan asam sulfat pekat (Lehninger 1982). Sedangkan, mekanisme yang
terjadi pada uji Lieberman-Buchard adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke
dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus
C-3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk bikolestadienil.
Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Penambahan asam asetat anhidrat bertujuan untuk
mencairkan asam sulfat (Cook 1958).
Tabel 5 Hasil uji kolesterol
Uji
|
Pengamatan
|
Hasil uji
|
Salkowski
|
Terbentuk cincin coklat kemerahan
|
+
|
Liebermann Buchard
|
Terbentuk berwarna hijau pekat
|
+
|
Keterangan: (+) : Mengandung kolesterol
(-) : Tidak mengandung kolesterol
Gambar (1) uji Salkowski (2) uji Liebermann Buchard
Berdasarkan
hasil pengamatan, bahan uji yang dilakukan pada uji Salkowski dan
Lieberman-Buchard keduanya menunjukkan ciri-ciri yang sesuai dengan literatur.
Sehingga telah terbukti bahwa dalam bahan uji tersebut terdapat kolesterol.
Kesimpulan
Lipid yang diujikan larut dalam
pelarut organik seperti eter. Pada uji akrolein, semua bahan yang diujikan
mengadung gliserol. Pada uji ketidakjenuhan, bahan uji yang mengandung asam
lemak tidak jenuh yaitu margarin tetap pada warna asalnya, selain itu bahan uji
mengandung asam lemak jenuh. Minyak kelapa yang tengik dapat terdeteksi dengan
munculnya warna merah muda pada kertas saring yang telah dicelupkan
fluoroglusinol. Kolesterol dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji Salkowski
dan Lieberman-Buchard.
Daftar Pustaka
Campbell A neil, dkk.2008.Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan.Jakarta [ID]:Erlangga.
Cook RP. 1958. Cholesterol
Chemistry: Biochemistry and Pathology. New York: Academic Press Inc.
Hart Harold et al. 2003. Kimia Organik. Suminar Setiati Achmadi, penerjemah; Jakarta (ID):
Erlangga. Terjemahan dari: Organic
Chemistry.
Jain JL,
Jain S, dan Jain N. 2005. Fundamentals of Biochemistry. New Delhi : S. Chand &
Co.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Thenawijaya
M, penerjemah. Jakarta
(ID): Erlangga. Terjemahan
dari: Principles of Biochemistry.
Nelson dl. 2005. Lehninger Principles Of Biochemistry. New York (US):W.H.Freeman.
Silalahi J,
Tampubolon S. 2002. Asam lemak trans dalam makanan dan pengaruhnya
terhadap kesehatan. Teknol dan Industri
Pangan. 13:2.
Timberlake KC.2002.Organic And Biological Chemistry: structure
of life. San Fransisco: Benjamin cummings.
Winarno FG.
2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Penerbit Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar