Laporan Praktikum Hari/tanggal : Selasa/ 23 September 2014
Biokimia Umum Waktu : 08.00-11.00 WIB
PJP : Dr. saefudin
Asisten : Eva selenia desi
Abdul Qadir
Nindy Lestarie
Siti Nuraeni
KARBOHIDRAT
Kelompok 5:
Baaqiyatus Sholihah G34130010
Iah Novi Maslahah G34130033
Hamzah Alfarisi G34130037
DEPARTEMEN
BIOKIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan
Dari semua senyawa organik di alam, karbohidrat
merupakan senyawa yang paling banyak yang ditemukan. Dalam tanaman, energy matahari
mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat (glukosa). Sekitar 65% dari
makanan terdiri dari karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang dan masih banyak lainnya.
Selain itu, selulosa yang merupakan golongan karbohidrat juga sering kita temukan
dalam pakaian, perabotan rumah tangga, kertas dan lainnya.
Karbohidrat tersusun atas unsure karbon,
hydrogen dan oksigen atau dengan rumus Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah salah
satu kandungan gizi penting bagi tubuh yang terkandung dalam susu kedelai dan olahan
kedelailainya. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin
sacharum = gula) (Septiani 2006). Karbohidrat sederhana disebut monosakarida. Monosakarida
tidak dapat diuraikan atau dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil lagi.
Salah satu contoh monosakarida adalah glukosa dengan rumus C6H12O6
(Timberlake 2002).
Disakarida terdiri atas dua unit
monosakarida dan dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim, contoh disakarida adalah
sukrosa, laktosa, maltosa, dan selobiosa. Polisakarida adalah karbohidrat yang
secara alamiah mengandung banyak unit monosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis
sempurna menghasilkan banyak monosakarida (Timberlake 2002).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menunjukan sifat
dan struktur karbohidrat melalui uji-uji kualitatif serta mengamati struktur beberapa
karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen.
Metode percobaan.
Pada percobaan ini digunakan beberapa uji kualitatif dengan menambahkan
uji, yaitu glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1% dan pati
1%. Pada uji Molish, dimasukan masing-masing 5 ml larutan bahan uji ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 2 tetes pereaksi molish, lalu dicampur merata. Kemudian masing-masing
ditambahkan 3 ml larutan asam pekat perlahan-lahan pada dinding tabung. Pada uji
benedict, dimasukan 5 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
masing-masing 8 tetes bahan uji serta dicampur merata dan dididihkan selama 5
menit, kemudian didinginkan sejenak dan dilihat terbentuknya warna yang
terjadi. Pada uji Barfoed, dimasukan 1 ml pereaksi barfoed dan 1 ml larutan bahan
uji ke dalam tabung reaksi, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 3
menit dan dinginkan. Setelah itu dimasukan 1 ml fosfomolibdat dan dikocok serta
diamati warna yang terjadi. Pada uji Fermentasi, dimasukan 20 ml larutan bahan uji
dan 2 gram ragi roti ke dalam mortar. Lalu kedua bahan tersebut digerus hingga terbentuk
suspense yang homogen. Dimasukkan campuran ke dalam tabung fermentasi sampai tertutup
penuh oleh cairan. Lalu dilakukan pemeraman dalam suhu 360C dan diperiksa
selama selang satu jam dalam 3 kali diamati. Kemudian ditambahkan NaOH 10% ke dalam
tabung fermetasi agar dapat dibuktikan terbentuknya gas CO2 dan diukur
panjang isi gas tersebut. Pada uji selliwanoff, dimasukan 5 ml pereaksi selliwanoff
dan beberapa tetes bahan uji. Lalu dididihkan campuran tersebut selama 30 detik
dan diperhatikan warna yang terjadi. Pada uji osazon, ke dalam tabung reaksi dimasukan
campuran fenil hidrazin Na asetat kering sampai memenuhi bagian dasar tabung. Setelah
itu ditambahkan 5 ml larutan bahan uji, lalu dikocok serta dipanaskan tabung-tabung
tersebut di dalam penangas air yang mendidih selama 30 menit. Pada uji iod,
dimasukan masing-masing sedikit tepung pati, tepung glikogen, tepung gum arab dan
tepung agar-agar ke dalam papan uji. Lalu tambahkan satu tetes larutan iod ke dalam
masing- masing bahan dan dilihat perubahan warna yang terjadi.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil Pengamatan
Uji Molisch
Larutan Uji
|
Hasil (+/-)
|
Warna
|
Gambar
|
Glukosa
|
+
|
Merah sangat muda
|
|
Fruktosa
|
+
|
Merah sangat muda
|
|
Laktosa
|
+
|
Merah sangat
muda
|
|
Maltosa
|
+
|
Merah sangat muda
|
|
Pati
|
+
|
Merah sangat
muda
|
|
Keterangan :
+ mengandung karbohidrat karbohidrat
- tidakmengandungkarbohidrat
Tabel 2.HasilUji Benedict
Larutan Uji
|
Hasil (+/-)
|
Warna
|
Gambar
|
Glukosa
|
+++
|
Merahbata
|
|
Sukrosa
|
+
|
|
|
Laktosa
|
++
|
Merahbata
|
|
Maltosa
|
++
|
Jingga pekat
|
|
Fruktosa
|
++
|
Jinggakemerahan
|
|
Pati
|
-
|
-
|
|
Tabel 3 Hasil Pengamatan
Uji Barfoed
Larutan Uji
|
Hasil
|
Warna
|
Gambar
|
Glukosa
|
+
|
Biru tua
|
|
Fruktosa
|
+
|
Biru sangat tua
|
|
Sukrosa
|
+
|
Biru tua
|
|
Laktosa
|
++
|
Biru muda
|
|
Maltosa
|
++
|
Biru muda
|
|
Pati
|
+++
|
Biru muda
|
|
Keterangan :
+ monosakarida
++ disakarida
+++ polisakarida
Tabel 4
Hasil Uji Selliwanof
Larutan Uji
|
Hasil (+/-)
|
Warna
|
Gambar
|
Glukosa
|
-
|
Bening
|
|
Sukrosa
|
+
|
Jingga
|
|
Laktosa
|
-
|
Bening
|
|
Maltosa
|
-
|
Bening
|
|
Fruktosa
|
++
|
Jingga
|
|
Pati
|
-
|
Bening
|
|
Keterangan
(+) Mengandung
Ketosa
(-)
Tidak Mengandung Ketosa
Tabel 5 Hasil Pengamatan Osazon
Larutan Uji
|
Hasil (+/-)
|
|
Gambar
|
Glukosa
|
+
|
|
|
Sukrosa
|
+
|
|
|
Laktosa
|
-
|
|
|
Maltosa
|
-
|
|
|
Fruktosa
|
+
|
|
|
Pati
|
+
|
|
|
Keterangan :
(+)
Endapan Kristal
(-)
Tidak endapan kristal
Tabel 6 Hasil Uji Iod (I2)
Bahan Uji
|
Hasil (+/-)
|
Warna
|
Gambar
|
Tepung Agar
|
-
|
Cokelat Tua
|
|
Gum Arab
|
-
|
Kuning
|
|
Tepung Pati
|
+
|
Biru tua
|
|
Tepung Beras
|
-
|
Coklat
|
|
Keterangan
(+) Mengandung
Amilum
(-)
Tidak Mengandung Amilum
Tabel 7 Hasil Uji Fermentasi
Larutan Uji
|
|
|
Panjang (cm)
|
|
|
Setelah +
|
|
0
|
5
|
10
|
15
|
20
|
NaOH
|
Pati
|
0
|
0,05
|
0,09
|
0,09
|
1
|
1
|
Maltosa
|
0
|
0,05
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
Laktosa
|
0
|
0,02
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
Glukosa
|
0,5
|
3,0
|
5,2
|
6,6
|
7,9
|
8,1
|
Fruktosa
|
0
|
0
|
1
|
1,5
|
2
|
2,5
|
Sukrosa
|
0
|
1,4
|
2,5
|
3,7
|
4,5
|
4,9
|
Uji Molisch merupakan uji kualitatif
karbohidrat untuk menentukan apakah dalam suatu karbohidrat itu dapat membentuk
furfural (Fessenden dan Fessenden 1997). Prinsip uji Molisch, karbohidrat akan
mengalami hidrolisis menjadi monosakarida oleh asam sulfat pekat dan
selanjutnya mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furtural atau hidroksi
metal furtural yang kemudian dengan alfa naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat, berfungsi untuk memeriksa kandungan karbohidrat pada suatu
larutan (Bercker 1972).
Reaksi yang terjadi dalam uji molisch adalah
sebagai berikut:
+ H2SO4 à
Pentosa Furfural
α-naftol
Gambar 1
Reaksi pada uji Molisch (pentosa)
Heksosa 5-hidroksimetil
furfural α-naftol
Gambar 2
Reaksi pada uji Molisch (Heksosa)
Struktur dari cincin ungu yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
Gambar 3 Cincin ungu
Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat
digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.
Hasil negatif (berwarna hijau) merupakan suatu bukti bahwa tidak ada
karbohidrat (Poedjiadi dan Supriyanti 2007). Hasil percobaan
menunjukkan bahwa glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati
semuanya mengandung karbohidrat karena menunjukkan hasil positif. Dalam larutan
asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi bila
dipanaskan dengan asam kuat yang pekat seperti asam sulfat, monosakarida
menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Furfural dapat
membentuk senyawa yang berwarna ungu atau merah apabila direaksikan dengan
α-naftol atau timol (Poedjiadi dan Supriyanti
2007).
Modifikasi pereaksi fehling adalah uji
benedict, yang merupakan campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium
sitrat, dan 100 gram natrium karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat
pereduksi dengan pereaksi benedict akan terjadi perubahan warna dari
biru-hijau-kuning-kemerahan-dan akhirnya terbentuk endapan merahbata
kuprooksida apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Reaksi ini,
karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asamonat, sedangkan pereaksi
benedict akan tereduksi menjadi kuprooksida. Dalam uji ini terjadi proses
oksidasi dan reduksi (Sumardjo 2009).Pada larutan laktosa,.Terdapat gradasi
warna kuning, biru dan merahbata.Warna merah bata tersebut merupakan warna
endapan yang terbentuk.Selain itu, pada larutan maltosaterlihat Nampak adanya endapan yang berwarna jingga
pekat.Hal ini menunjukan bahwa kedua larutan ini mengandung gula pereduksi yang
tinggi.Adapun larutan pati yang tidak terjadi perubahan fisik yang menunjukan
bahwa larutan ini tidak mengandung gula pereduksi.
Uji
barfoed menggunakan pereaksi yang terdiri atas larutan kupriasetat dan asam
asetat.Uji ini digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan
disakarida.Prinsip uji ini adalah perbedaan reaktifitas monosakarida dan
disakarida dalam mereduksi kupri asetat.Fungsi pemanasan pada uji ini adalah
agar monosakrida dapat lebih cepat mereduksi kupri asetat membentuk Cu2O
daripada disakarida dengan asumsi bahwa konsentrasi keduanya dalam larutan
tidak berbeda banyak.
Reaksi
yang terjadi pada uji Barfoed adalah:
Pentosa Furfural
Orsinol (kompleks berwarna biru)
Gambar Reaksi pada uji
Barfoed
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi, Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida. Warna biru
tua akan muncul sebagai hasil positif setelah penambahan fosfomolibdat
(Poedjiadi dan Supriyanti 2007). Hasil percobaan
menunjukkan bahwa glukosa, fruktosa dan sukrosa
merupakan monosakarida karena menunjukkan hasil positif (berwarna birutua),
sedangkan laktosa dan maltosa merupakan disakarida karena
menunjukkan hasil negatif. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas
beberapa monosakarida atau disakarida.
Uji
selliwanoff digunakan untuk menunjukan adanya ketoheksosa atau ketosa.,misalnya
fruktosa. Pereaksi selliwanoff adalah resorsinol dalam asam klorida encer,
pendidihan fruktosa dengan pereaksi selliwanoff menghasilkan larutan berwarna
merah.Dua tahap reaksi terjadi dalam pendidihan ini, yaitu dehidrasi pada
fruktosa oleh HCl yang ada pada pereaksi selliwanoff membentuk hidroksi metal
furfural dan kondensasi hidroksi metal furfural yang terbentuk dengan
resorsinol membentuk senyawa berwarna merah (Sumardjo 2009).Warna merah
tersebut dijadikan indikasi terkandungnya ketosa dalam senyawa tersebut.
Pada
percobaan ini, beberapa senyawa karbohidrat seperti bahan uji sukrosa dan
fruktosa menghasilkan perubahan warna.Larutan tersebut mengalami perubahan
warna menjadi jingga pada sukrosa dan jingga pekat pada fruktosa.Perubahan
warna larutan tersebut mengindikasikan bahwa larutan uji tersebut mengandung
gugus karbohidrat yang tinggi.Sedangkan pada senyawa glukosa dan laktosa tidak
mengalami perubahan warna. Hal ini dapat dikatakan bahwa glukosa dan laktosa
merupakan golongan yang mengandung karbohidrat dengan kadar yang rendah.
Gambar
Reaksi Dehidra Fruktosa
Semua
karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton yang bebas akan membentuk
osazon bila dipanaskan dengan fenil hidrazin berlebih. Osazon dapat membentuk
kristal yang spesifik untuk jenis karbohidrat tertentu sehingga selain dapat
digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat juga dapat digunakan untuk
membedakan beberapa monosakarida. Glukosa, fruktosa dan maltosa dengan fenil
hidrazin mengahsilkan osazon yang sama dengan struktur kristal yang sama. Ini
karena ketiga monosakarida ini memiliki gugus H dan OH yang posisinya sama pada
atom karbon 3, 4, dan 5.
Uji iod digunakan untuk
mengidentifikasi amilosa. Keberadaan amilosa ditandai dengan terbentuknya warna
biru, warna biru yang terbentuk disebabkan oleh adanya kandungan α-amilosa dan
amilopektin pada pati (Schreck 1994). Berdasar hasil percobaan, diperoleh data
di atas menunjukkan bahwa tepung pati mengandung amilosa karena saat dicampur
dengan iod berubah warna menjadi biru . Iodin dapat membentuk kompleks
polisakarida yang besar dengan α-amilosa heliks sehingga timbul warna biru tua.
Uji ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pati dari karbohidrat lainnya
karena sebab tersebut.
Uji fermentasi bertujuan mengetahui
gula yang dapat menghasilkan alkohol dan karbondioksida pada suasana aerob.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi, sedangkan ragi dikenal sebagai
bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan bir atau anggur.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung jenis gula yang digunakan. Fermentasi menghasilkan gas karbon dioksida yang
terakumulasi, gas tersebut dibuktikan dengan adanya isapan pada jari oleh
natrium karbonat sebagai hasil reaksi setelah ditambahkan sejumlah NaOH. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
pati, maltosa, dan laktosa menunjukkan hasil positif yaitu di tandai dengan
adanya isapan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Reaksi pada uji fermentasi.
Simpulan
Pada praktikum ini sifat dan sturktur karbohidrat dapat terlihat pada
beberapa uji karbohidrat, yaitu uji selliwanoff, uji benedict, uji molish, uji
iod, uji barfoed, uji fermentasi serta uji osazon melalui prinsip-prinsip yang
ditentukan.Beberapa bahan uji dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C yang
terkandung.
Daftar Pusataka
Sumardjo D. 2006.
Pengentar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta (ID) : Buku
Kedokteran UGC.
Schreck JO dan Loffredo WM. 1994. Qualitative
Testing for Carbohydrates. Pennsylvania: Chemical Education Resources Inc.
Fessenden RJ dan Fessenden JS. 1997. Dasar-Dasar
Kimia Organik. Jakarta(ID): Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Fundamentals of Organic Chemistry.
Poedjiadi A, Supriyanti FT. 2007. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta (ID): UI Press
Becker, Raplh S, Wayne E.Entworth. 1972. General Chemistry. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Timberlake KC. 2002.Organic and biological chemistry: structure
of life. San fransisco: Benjamin Cummings.
Septiani, Y.
2004. Studi Kandungan Karbohidrat, Lemak,
dan Protein pada Kecap dari Tempe. [Skripsi]. Surakarta: FMIPA UNS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar